Tuesday, 31 March 2015

Multitasking Bisa Kacaukan Karir dan Kerja Otak




Menurut studi, multitasking (penugasan banyak dalam satu waktu) bisa mengacaukan performa kerja dan punya pengaruh buruk pada kerja otak. Riset Stanford University, semakin memperkuat bukti multitasking lebih tidak produktif dibanding menyelesaikan pekerjaan satu per satu. 
Dilansir dari entrepreneur.com, Selasa (31/3/2015), orang-orang yang kerap dibombardir dengan banyak sumber komunikasi elektronik sulit fokus dan mengingat kembali informasi dibanding mereka yang mengerjakan tugas satu persatu.

Keterampilan?

Bagaimana dengan mereka yang punya bakat dalam multitasking? Riset ini membandingkan grup yang kerap melakukan multitasking percaya hal itu akan meningkatkan performa mereka. Hasilnya, mereka yang melakukan multitasking berat justru lebih buruk saat multitasking dibanding mereka yang menyelesaikan tugasnya satu per satu. Ini disebabkan karena mereka yang kerap multitasking bermasalah dalam mengorganisasikan pikirannya dan mem-filter informasi yang tidak relevan. Pergantian dari satu tugas ke tugas lainnya pun lebih lambat.


Multitasking Menurunkan IQ

Sebuah studi dari University of London menemukan, partisipan yang melakukan multitasking di tugas kognitif mengalami penurunan skor IQ. Penurunan ini mirip dengan yang ditemukan pada mereka yang merokok marijuana atau begadang.

Multitasking Menurunkan Kerja Otak

Dipercaya kerusakan kognitif dari multitasking sifatnya sementara. Namun riset terbaru membuktikan sebaliknya. Mereka yang melakukan multitasking memiliki kepadatan otak yang lebih kecil di area anterior cingulate cortex, region yang berfungsi mengontrol empati, kognitif, dan emosional.

Belajar dari Multitasking

Anda yang kerap melakukan multitasking, sebaiknya jangan dibiasakan. Ini akan memperlambat kinerja dan menurunkan kualitas pekerjaan Anda. Walau tidak serta-merta mengakibatkan kerusakan otak, kebiasaan multitasking akan memicu kesulitan yang sudah Anda alami dalam konsentrasi, organisasi, dan perhatian terhadap detail.

Bareskrim Polri Akan Cekal Denny Indrayana



Mantan Wakil Menkumham Denny Indrayana (tengah) didampingi kuasa hukumnya mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (27/3/2015). Denny diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi payment gateway di Kemenkumham tahun 2014.

Menpora Berharap Timnas U-23 Ulangi Sukses Libas Korsel


Malang - Timnas Indonesia U-23 akan bertemu Korea Selatan U-23 pada laga terakhir Kualifikasi Piala Asia U-23 2016 Grup H di Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (31/3) besok.

Laga tersebut merupakan penentuan dalam perebutan posisi juara grup yang otomatis meraih tiket Piala Asia U-23 2016 di Qatar. Karena itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi meminta Garuda Muda bermain maksimal, tampil lepas dan tidak gentar dengan nama besar Tim Negeri Ginseng.

Bahkan, Cak Imam berharap Evan Dimas dan kawan-kawan bisa mengulang sukses melibas Korsel seperti yang ditunjukkan saat memperkuat Timnas Indonesia U-19. Beberapa pemain yang kini memperkuat Timnas U-23 saat ini, memang merupakan jebolan Timnas U-19 yang pernah mengalahkan Korsel di Kualifikasi Piala Asia U-19. Seperti, Evan Dimas, Ilhamudin Armaiyn, Zulfiandi dan Muchlis Hadi Ning.

"Kita tentu mengakui bahwa di atas kertas Korsel lebih diunggulkan karena mereka tim langganan Piala Dunia. Namun, kemenangan Evan Dimas dkk 3-2 atas Korsel pada Kualifikasi Piala Asia U-19 sekitar dua tahun lalu, membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam olahraga. Keyakinan dan optimisme untuk menang, harus ada sejak dalam pikiran," tegasnya.

Garuda Muda wajib menang di laga pamungkas untuk bisa menjadi juara Grup dan otomatis lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2016. Sebab, hasil seri tidak cukup menyalip Korsel di puncak klasemen karena memiliki produktivitas gol lebih baik. Saat ini, Indonesia berada di posisi kedua setelah menang 5-0 atas Timor Leste dan 2-0 atas Brunei. Sementara Korsel juga dua kali menang, yakni 5-0 atas Timor Leste dan 3-0 atas Brunei.

"Untuk memberi dorongan semangat kepada pemain, saya harapkan seluruh warga turut mendoakan Timnas. Bahkan bila perlu, penuhi stadion GBK untuk membakar semangat tempur Garuda Muda. Saya tetap mengingatkan agar para penonton tetap tertib, apapun hasil di lapangan nanti," tambah Menpora.

Jika menang atas Korsel, Indonesia akan otomatis melaju ke putaran final di Qatar. Namun seandainya kalah atau seri, Indonesia sebenarnya masih berpeluang lolos sebagai satu dari lima runner-up grup terbaik. Namun, predikat itu harus menunggu hasil akhir dari pertandingan grup-grup lain.

"Kita semua berharap Timnas lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2016. Sebagai juara Grup atau runner up terbaik tidak masalah. Hanya saja, dalam menghadapi tim tangguh selalu memberikan pelajaran tersendiri, dan menjadi kebanggaan besar jika kembali bisa mengunggulinya," pungkasnya.

Saat Keluarga Korban Germanwings Ucapkan Selamat Tinggal di Alpen

Elza Astari Retaduari


Jakarta - Sejumlah keluarga korban jatuhnya pesawat Germanwings datang ke lokasi terdekat dari jatuhnya pesawat di Pegunungan Alpen, Prancis. Mereka datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya yang menjadi korban tragedi nahas tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh keluarga 2 korban asal Australia, Carol dan Greig Friday, seperti dilansir News.com.au, Selasa (31/3/2015). Mereka datang ke desa Le Vernet, situs di bawah bayang-bayang gunung di mana merupakan titik terdekat dari lokasi jatuhnya pesawat. Saudara laki-laki Carol, Malcolm Coram bersama kedua putrinya, Georgie dan Pippa terbang pada Minggu (29/3) dari Australia ke Pegunungan Alpen untuk mengucapkan perpisahan yang sangat emosional.

"Saya perlu datang ke sini, saya mungkin tidak berpikir saya benar-benar menginginkannya tapi ketika Anda dihadapkan pada bencana dalam keluarga, saya ingin mengunjunginya. Tapi ini adalah tempat paling dekat yang bisa saya dapatkan," ucap Malcolm dengan emosional,

Ia bersama kedua anaknya meletakkan karangan bunga di monumen granit di situs Le Vernet. Mereka berpelukan, menangis, dan menghibur satu sama lain dan membawa pesan pribadi serta puisi dari keluarga mereka. Dengan latar belakang Bendera Australia yang berkibar terbawa angin Alpen, Malcolm mengucapkan betapa sayangnya ia dengan sang adik dan keponakannya itu.

"Aku mencintai kalian selamanya," kata Malcolm berulang-ulang.

Sementara itu suami Carol, Dave disebut Malcolm terlampau sedih sehingga tak mampu melakukan perjalanan setelah kehilangan setengah anggota keluarganya. Malcom pun mengatakan ia bersama keluarganya jiga turut merasa terpukul untuk keluarga kopilot Andreas Lubitz yang dituduh melakukan pembunuhan disengaja yang menyebabkan tewasnya 149 korban lainnya.

"Ini sangat mengejutkan ketika kehilangan keluarga Anda dalam satu waktu, Dave kehilangan setengah keluarganya dalam satu detik. Anda juga merasa kasihan terhadap orang tua dari pilot. Wow, bagaimana perasaan Anda jika anak Anda melakukan itu?" tuturnya.

Sebuah unit gabungan dari Palang Merah Prancis, Spanyol dan Jerman berada di Situs Le Vernet untuk melakukan bantuan kemanusiaan terhadap keluarga korban dan penduduk desa setempat yang trauma atas jatuhnya pesawat Germanwings 9525 itu.

"Saya pikir itu penting terutama di saat-saat sulit, kami harus bersama-sama dengan kerabat dan keluarga. Meningkatkan jaringan sosial sangat penting bagi mereka. Sekali lagi dalam arti yang sama penting bagi mereka untuk menyadari apa yang sebenarnya terjadi dan di di mana," ucap anggota Palang Merah Spanyol, Carlos Ukria.

"Inilah mengapa pemerintah mengorganisir kunjungan ke situs, hanya untuk melihat bahwa di balik gunung ini keluarga mereka berada di sana, kecelakaan di sana, sehingga mereka dapat mengambil sedikiti kenyamaan bahwa kecelakaan itu di dekat sana untuk menyadarkan mereka akan hal itu dan membantu mereka untuk mengatasi situasi ini," sambungnya.