Ferdinan
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
kerap bersitegang dengan Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana alias Lulung.
Bagaimana kalau mereka 'diadu' lewat survei?
Pusat Data Bersatu (PDB) merilis hasil survei yang dilakukan pada 26 Mei- 1 Juni 2015 dengan 422 responden menunjukkan eektabilitas Ahok mencapai 35,8 persen.
Sedangkan tingkat popularitas dan akseptabilitasnya juga paling tinggi yakni masing-masing 99,3 persen dan 77,5 persen dari seluruh responden. "Ahok masih menjadi tokoh yang memiliki elektabilitas paling tinggi. Belum ada tokoh yang sanggup mengalahkan Ahok," ujar peneliti senior PDB, Agus Herta Sumarto
dalam paparan hasil survei bertajuk "Tiga Pendekar Siap Merebut Jakarta di Pilgub DKI 2017" di Apartemen Park Royal Jl Gatot Subroto, Jaksel, Jumat (26/6/2015).
Sementara Lulung, memiliki tingkat popularitas 85,8 persen dan tingkat akseptabilitas sebesar 11,9 persen. Tapi untuk urusan elektabilitas, Lulung tersungkur di dasar klasemen dari sederet nama tokoh. Elektabilitas Lulung yang juga politikus PPP ini hanya 0,7 persen.
Survei PDB juga menunjukkan ada 62,3 persen responden yang menyatakan puas atas kinerja Ahok, sedangkan 8,5 persen responden lainnya mengaku sangat puas. Sebanyak 20,4 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja dan 1,2 persen menyatakan sangat tidak puas.
Pengamat politik Alfan Alfian
menyebut kepopuleran dan elektabilitas Ahok yang tinggi disebabkan karena sejumlah faktor yakni sosok yang unkonvensional dalam bekerja dan pemberitaan media massa. "Ketiga kalangan rasional bisa melihat Ahok sebagai pemimpin yang bisa memimpin," tutur Alfian.
"Ahok setiap saat mencoba menunjukkan sebagai pemimpin yang bisa memimpin dengan isu-isu yang populer. Isu-isuu antikorupsi, pendisiplinan birokrasi, pembenahan SDM juga perlawanan terhadap kepalsuan-kepalsian birokrasi sehingga orang-orang rasional bisa melihat dia memang bekerja," imbuhnya.
Namun Ahok harus bisa membenahi kekurangan yang dimiliki utamanya menyangkut gaya bicara yang kerap jadi sorotan.
"Yang jadi kelemahan Ahok adalah ke-spontanitasan Ahok yang kadang-kadang di luar kelaziman sopan santun bertutur kata. Ini titik lemah Ahok," sebut Alfian.
Berikut hasil survei PDB terkait elektabilitas tokoh;
-Ahok 35,8 persen
-Risma 18,5 persen
-Ridwan Kamil 11,1 persen
-Tantowi Yahya 3,8 persen
-Fauzi Bowo 2,6 persen
- Rieke Dyah Pitaloka 1,9 persen
-Ganjar Pranowo 1,9 persen
-Anis Matta 1,9 persen
-Djarot Saiful Hidayat 0,7 persen
-Bima Aria 0,7 persen
-Abraham Lunggana (Lulung) 0,7 persen
-Sandiaga S. Uno 0,5 persen
-Najwa Shihab 0,2 persen dan ada 19,7 persen responden yang tidak tahu/tidak menjawab.
Survei PDB dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon tanggal 26 Mei- 1 Juni 2015. Respondenya dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku telepon yang diterbitkan Telkom. Jumlah sampelnya sebanyak 422 orang dengan margin of error sekitar 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pusat Data Bersatu (PDB) merilis hasil survei yang dilakukan pada 26 Mei- 1 Juni 2015 dengan 422 responden menunjukkan eektabilitas Ahok mencapai 35,8 persen.
Sedangkan tingkat popularitas dan akseptabilitasnya juga paling tinggi yakni masing-masing 99,3 persen dan 77,5 persen dari seluruh responden. "Ahok masih menjadi tokoh yang memiliki elektabilitas paling tinggi. Belum ada tokoh yang sanggup mengalahkan Ahok," ujar peneliti senior PDB, Agus Herta Sumarto
dalam paparan hasil survei bertajuk "Tiga Pendekar Siap Merebut Jakarta di Pilgub DKI 2017" di Apartemen Park Royal Jl Gatot Subroto, Jaksel, Jumat (26/6/2015).
Sementara Lulung, memiliki tingkat popularitas 85,8 persen dan tingkat akseptabilitas sebesar 11,9 persen. Tapi untuk urusan elektabilitas, Lulung tersungkur di dasar klasemen dari sederet nama tokoh. Elektabilitas Lulung yang juga politikus PPP ini hanya 0,7 persen.
Survei PDB juga menunjukkan ada 62,3 persen responden yang menyatakan puas atas kinerja Ahok, sedangkan 8,5 persen responden lainnya mengaku sangat puas. Sebanyak 20,4 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja dan 1,2 persen menyatakan sangat tidak puas.
Pengamat politik Alfan Alfian
menyebut kepopuleran dan elektabilitas Ahok yang tinggi disebabkan karena sejumlah faktor yakni sosok yang unkonvensional dalam bekerja dan pemberitaan media massa. "Ketiga kalangan rasional bisa melihat Ahok sebagai pemimpin yang bisa memimpin," tutur Alfian.
"Ahok setiap saat mencoba menunjukkan sebagai pemimpin yang bisa memimpin dengan isu-isu yang populer. Isu-isuu antikorupsi, pendisiplinan birokrasi, pembenahan SDM juga perlawanan terhadap kepalsuan-kepalsian birokrasi sehingga orang-orang rasional bisa melihat dia memang bekerja," imbuhnya.
Namun Ahok harus bisa membenahi kekurangan yang dimiliki utamanya menyangkut gaya bicara yang kerap jadi sorotan.
"Yang jadi kelemahan Ahok adalah ke-spontanitasan Ahok yang kadang-kadang di luar kelaziman sopan santun bertutur kata. Ini titik lemah Ahok," sebut Alfian.
Berikut hasil survei PDB terkait elektabilitas tokoh;
-Ahok 35,8 persen
-Risma 18,5 persen
-Ridwan Kamil 11,1 persen
-Tantowi Yahya 3,8 persen
-Fauzi Bowo 2,6 persen
- Rieke Dyah Pitaloka 1,9 persen
-Ganjar Pranowo 1,9 persen
-Anis Matta 1,9 persen
-Djarot Saiful Hidayat 0,7 persen
-Bima Aria 0,7 persen
-Abraham Lunggana (Lulung) 0,7 persen
-Sandiaga S. Uno 0,5 persen
-Najwa Shihab 0,2 persen dan ada 19,7 persen responden yang tidak tahu/tidak menjawab.
Survei PDB dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon tanggal 26 Mei- 1 Juni 2015. Respondenya dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku telepon yang diterbitkan Telkom. Jumlah sampelnya sebanyak 422 orang dengan margin of error sekitar 4,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
0 comments:
Post a Comment